Senin, 08 Januari 2018

Prambanan Temple


Once upon a time, there was a powerful prince named Bandung Bondowoso. In a war, Bandung Bondowoso killed Prabu Baka. Then, Bandung Bondowoso fell in love with Prabu Baka’s daughter. Her name was Roro Jonggrang.
Bondowoso wanted to marry this beautiful princess. However, the princess hated him because he had killed her father. Roro Jonggrang was thinking of a way to refuse the marriage proposal. Finally, she decided to marry Bandung Bondowoso if he could build a thousand temples before the dawn.

Selasa, 07 November 2017

SUKU BANGSA INDONESIA [Artikel]


Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar. Bangsa yang memiliki banyak kekayaan yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Salah satunya adalah suku-suku yang ada di Indonesia. Walaupun secara adat, kebiasaan dan bahasa berbeda, namun jiwa kita tetap satu. Hendaknya perbedaan ini menjadikan kita semakin bersyukur akan kekayaan yang dimiliki bukan menjadi perpecahan.
Berikut beberapa nama suku bangsa yang ada di Indonesia.

No
Nama Daerah
Nama Suku Bangsa yang Ada
1.
Aceh
Suku gayo, suku aneuk jamee, suku singkil, suku tamiang, suku kluet, suku devayan, suku sigulai, suku Batak Pak Pak, Suku Haloban, suku lekon
2.
Sumatera Utara
Suku batang angkola, suku batak karo, suku batak mandailing, suku batak pakpak, suku batak simalungur, suku batak toba, suku melayu langkat, suku nias.
3.
Sumatera Barat
Suku Minangkabau, Suku Sakai, Suku Talang Mamak, Suku Kerinci, Suku Kubu, Suku Melayu, Suku Mentawai
4.
Sumatera Selatan
Suku komering, suku Palembang, suku gumai, suku semendo, suku lintang, suku kayu agung, suku lematang, suku ogan, suku pasemah, suku sekayu, suku rawas, suku banyuasin.
5.
Bangka Belitung
Suku Bangka, Melayu Dan Tiong Hoa
6.
Jambi
Suku Batin, Kerinci, Penghulu, Pedah, Melayu, Jambi, Kubu Dan Bajau.
7.
Bengkulu
Suku Muka-Muka, Pekai, Serawai, Pasemah, Enggana, Kaur Rejang Dan Lembak.
8.
Jawa Barat
Suku Jawa, Suku Sunda
9.
Banten
Suku Sunda,Suku Baduy, Banten
10.
DKI Jakarta
Suku Betawi
11.
Jawa Tengah
Suku Jawa, Karimun, Samin
12.
Jogjakarta
Suku Jawa
13.
Jawa Timur
Suku Jawa, Madura, Tengger, Dan Osing.
14.
Bali
Bali Aga, Bali Majapahit
15.
Nusa Tenggara
Bali, Sasak, Sartiawa, Mate, Dango Dawan, Tatum, Melus, Bima, Alor, Lie Kemok, Lamaholot, Sikka, Manggarai, Krawe, Ende, Bajawa, Noge, Riung Dan Flores.
16.
Kalimantan Barat
Kayau, Ulur Aer, Mbaluh, Moyuke, Skadau, Melayu Pontianak, Punao, Ngaju.
17.
Kalimantan Tengah
Kapuas, Ot Danum, Ngaju, Lawangan, Dusun, Moyan, Dan Katingan.
18.
Kalimantan Selatan
Ngaju, Laut, Maamyan, Bukit, Dusun, Deyah, Dalangan, Aba, Melayu, Banjar, Dan Dayak.
19.
Kalimantan Timur
Ngaju, Oto Danum, Apokagon, Punah, Murut, Dayak, Kutai, Kayon, Dan Bugis.
20.
Sulawesi Utara
Minahasa, Bolaang, Mongondaw, Sangiher, Tolaud, Gorontalo, Sangir, Ternate, Togite, Lada, Morontai, Halmahera, Tidore, Obi.
21.
Gorontalo
Gorontalo
22.
Sulawesi Selatan
Mandar, Bugis, Toraja, Sai Dan Makasar.
23.
Sulawesi Tengah
Bual, Toli Toli, Tamini, Dompeles,Koili, Lore,Panana, Suluan, More, Bungku, Balantek, Bungai, Balatar.
24.
Sulawesi Tenggara
Mapute, Mekongga, Landawe, Toloiwiw, Talaki, Butung, Bungku , Buton, Walio Dan Bugis.
25.
Maluku
Buru, Banda, Seram, Kei, Amban.
26.
Papua
Sentani, Dani, Amungame, Himbaran, Jagai, Asmat, Dan Tobati.

Rabu, 18 Oktober 2017

LEMAK [Makalah]

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Lemak merupakan sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur Carbon (C),Hidrogen (H) dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut tertentu (zat pelarut lemak), seperti petroleum benzene, ether. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi bersifat pada suhu kamar, sedangkan yang mempunyai titik lebur rendah, bersifat cair. Lemak yang padat pada suhu kamar di sebut lemak atau gaji, sedangkan yang cair pada suhu kamar di sebut minyak.
Lemak di dalam makanan yang memegang peranan penting ialah yang disebut lemak netral, atau triglycerida, yang molekulnya terdiri atas satu molekul glycerol (glycerin) dan tiga molekul asam lemak, yang diikatkan pada glycerol tersebut dengan ikatan ester. Ketiga asam lemak tersebut bisa sama semua, tetapi dapat juga dua sama atau ketiganya tidak ada yang sama.

B.       Rumusan Masalah
1.      Jelaskan pengertian dari Lemak ?
2.      Sebutkan fungsi - fungsi Lemak ?
3.      Sebutkan sumber - sumber Lemak ?
4.      Jelaskan dampak dari kelebihan dan kekurangan Lemak ?

C.      Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian Lemak
2.      Untuk mengetahui fungsi – fungsi Lemak
3.      Untuk mengetahui sumber – sumber Lemak
4.      Untuk mengetahui dampak dari kekurangan dan kelebihan Lemak 


Selasa, 26 September 2017

Peranan Bahasa Indonesia dalam Hukum [Makalah]


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia merupakan Bahasa Nasional dan juga merupakan bahasa persatuan  yang digunakan oleh negara Indonesia. Mengenai hal ini ditegaskan dan diikrarkan pada saat Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928.
Bahasa Indonesia sebenarnya berasal dari bahasa Melayu. Ada beberapa alasan mengapa bahasa Melayu dipilih menjadi bahasa Indonesia yakni antara lain dikarenakan luas pemakaiannya sebagai sarana penghubung antara masyarakat yang berbeda bahasa ibu dan kebudayaannya, antara orang Melayu, Jawa, Bugis, Makassar, Cina, Arab, Belanda, Bali, Dayak dan suku bangsa lain, yang sudah mengubah beberapa bahasa sehingga lahirlah bahasa Indonesia yang berbeda dengan bahasa Melayu dan menjadi milik bersama seluruh rakyat Indonesia dan juga karena bahasa Melayu telah lama dikenal di kalangan hampir semua suku di Indonesia dan dalam banyak hal bahasa Melayu telah menjadi bahasa perantara antar suku bangsa yang sudah berlaku berabad-abad.

Minggu, 24 September 2017

Ciri-ciri dan Gejala Diabetes


Diabetes tidak datang secara tiba-tiba. Jika dicermati lebih lanjut, terdapat beberapa gejala diabetes yang biasa dialami oleh penderitanya. Beberapa gejala diabetes secara umum tersebut antara lain adalah:

1. Frekuensi buang air kecil yang terlalu sering. 
Tingginya kadar glukosa atau gula dalam darah membuat tubuh menarik air dari sel ke darah. ‘Kelebihan’ cairan ini kemudian dikeluarkan dalam bentuk urin, sehingga frekuensi buang air kecil pun meningkat.

2. Lebih cepat haus. 
Tubuh membutuhkan asupan cairan yang lebih banyak karena frekuensi buang air kecil yang terlampau sering. Rasa haus ini adalah reaksi tubuh agar tetap terhidrasi dari asupan cairan.

3. Rasa lapar yang berlebihan
Kondisi ini terjadi karena tubuh tidak dapat menggunakan glukosa sebagai sumber energi dengan baik; sehingga secara alami tubuh akan memberi respon pada Anda untuk terus makan guna memperoleh lebih banyak energi.

Fakta tentang Diabetes

Anda mungkin sudah sering mendengar tentang diabetes. Namun belum tentu Anda mengetahui dengan jelas seperti apa penyakit diabetes itu bagi mereka yang telah mengalaminya. Sekali Anda terkena diabetes, maka Anda akan memilikinya seumur hidup.

Diabetes belum bisa disembuhkan, namun harus selalu dikontrol dengan gaya hidup dan pola makan yang sehat. Diabetes akan mengubah hidup seseorang dan membuat mereka berhati-hati mengenai makanan yang dikonsumsi atau kegiatan yang dilakukan. Bahkan anak-anak dan remaja juga bisa terkena penyakit gula ini.

Berikut adalah beberapa fakta penting yang harus diketahui seputar penyakit diabetes, seperti dilansir oleh Mag for Woman.

Pertanian di Indonesia Tahun 2016, Komoditi Subsektor [Makalah]

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang pertanian di Indonesia
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang pertanian di Indonesia untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

B.      Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi pertanian.
2.      Untuk mengetahui perkembangan sektor pertanian di Indonesia hingga tahun 2016.
3.      Untuk mengetahui sub sektor pertanian di Indonesia hingga tahun 2016 beserta data produksinya.

C.      Manfaat
1.      Dapat memberi gambaran tentang pertanian di Indonesia khususnya hingga tahun 2016.
2.      Memberi informasi kepada pembaca sehingga menambah pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Pertanian
Pertanian yang dimaksud dalam konsep pendapatan nasional adalah pertanian dalam arti luas. Di Indonesia, ada 5 subsektor pertanian yaitu sektor tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan.
Sektor pertanian menjadi sektor penting dalam struktur perekonomian Indonesia. Seiring dengan berkembangnya perekonomian bangsa, maka kita mulai mencanangkan masa depan Indonesia menuju era industrialisasi, dengan pertimbangan sektor pertanian kita juga semakin kuat.
Seiring dengan transisi (transformasi) struktural ini sekarang kita menghadapi berbagai permasalahan. Di sektor pertanian kita mengalami permasalahan dalam meningkatkan jumlah produksi pangan, terutama di wilayah tradisional pertanian di Jawa dan luar Jawa. Hal ini karena semakin terbatasnya lahan yang dapat dipakai untuk bertani. Perkembangan penduduk yang semakin besar membuat kebutuhan lahan untuk tempat tinggal dan berbagai sarana pendukung kehidupan masyarakat juga bertambah. Perkembangan industri juga membuat pertanian beririgasi teknis semakin berkurang.
Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia.Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor-sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto, begitu pula yang ada di Indonesia.

B.     Perkembangan Sektor Pertanian
1.      Petani pada Zaman Kerajaan- kerajaan Indonesia Kuno
Petani yang dihadapi pemerintah Indonesia pada tahun 1980, ternyata tidak memiliki ciri- ciri yang terlalu berbeda dengan petani pada zaman tanam paksa tahun 1830- 1870 atau bahkan zaman Kerajaan Mataram. Ini tidak berarti bahwa pikiran petani sama sekali tidak mengalami perubahan selama 600 tahun ini. Yang dimaksudkan adalah psikologi para petani dalam melakukan pekerjaan bertani, yaitu mengolah dan menanami tanahnya selalu merupakan fungsi atau berkaitan erat dengan motivasi mereka. Motivasi ini pada gilirannya berhubungan erat dengan harapan- harapan yang ada pada mereka. Harapan- harapan ini selalu ada hubungannya dengan apa yang dapat dijanjikan pemerintah.
Pada masa ini bertani merupakan kehidupan pokok rakyat. Pemerintah memperoleh sumber penerimaannya semata- mata dari pertanian. Penerimaan negaraterutama terdiri atas pembayaran in natura dan jasa- jasa tenaga kerja penggarap tanah. Untuk mengerjakan tanah pertaniannya mereka mempergunakan alat yang sederhana berupa pacul, bajak, garu dan parang yang dibuat setempat.ternak juga merupakan tenaga pembantu yang paling penting untuk mengerjakan tanah.
Campur tangan pemerintah secara langsung untuk memajukan pertanian sama sekali tidak ada. Pertanian adalah urusan petani. Pemerintsh tidak menganggap perlu dan rupanya juga tidak dianggap perlu untuk mengetahui hal ihwal bertani. Tidak dapat dibayangkan seorang raja atau pangeran berkunjung ke desa dan berdiskusi dengan petani mengenai masalah usaha tani. Hal tersebut diserahkan seluruhnya kepada petinggi, bekel atau lurah yang merupakan pejabat di desa.

2.      Petani pada Masa Penjajahan
Belanda yang datang pada tahun 1596 di Banten adalah mula- mula dalam rangka berdagang rempah- rempah. Dan pada saat itu ditemuinya bangsa- bangsa Portugis, Spanyol, Inggris, India, Cina dan Arab yang sudah melakukan hubungan dagang dengan bangsa Indonesia. Selama hampir 100 tahun sejak VOC didirikan tahun 1602 bangsa Belanda tidak pernah sungguh- sungguh merajai perdagangan di Indonesia. Baru setelah meninggalnya Sultan Agung pada tahun 1645 dan jatuhnya Banten pada tahun 1683, maka kekuasaan Belanda menjadi lebih mantap. Di luar Jawa, Belanda terus- menerus mendapat tantangan dari Makassar, Minangkabau dan Aceh. Bahkan pada pertengahan pertama abad 19 masih terjadi Perang Diponegoro (1825- 1830) yang banyak sekali menguras keuangan pemerintah Hindia Belanda dan sangat melemahkan kedudukan pemerintah kolonial Belanda.
Dari segi ekonomi selalu dipertimbangkan berapa uang masuk yang akan diterima pemerintah Belanda dari jajahannya di Indonesia, dibanding uang keluar untuk membiayai pemerintah jajahan. Pertimbangan inilah yang paling menonjol pada saat diputuskan sistem Tanam Paksa (Cultuur Stelsel) pada tahun 1930. Selanjutnya praktek penyimpangan membuat kabur peraturan- peraturan yang seharusnya diberlakukan. Satu penyimpangan dilakukan karena adanya kelainan setempat, tetapi kelainan ini justru mengakibatkan satu reaksi yang berlainan pula. Demikian seterusnya, keadaan menjadi semakin kacau dan semakin jauh dari tujuan semula yang kelihatannya sangat terpuji.
Setelah melalui masa transisi untuk menghapuskan sistem Tanam Paksa, maka dengan Undang- Undang Agraria 1870, dibukalah Indonesia bagi modal swasta Belanda, Inggris dan modal- modal swasta lain dari Eropa. Dengan cara demikian, pemerintah Belanda dapat menyewakan tanah-tanah pertanian yang tidak dituntut pihak lain kepada perkebunan-perkebunan dan pemilik modal bangsa Eropa dalam jangka panjang yaitu 75 sampai 99 tahun. Keadaan inilah yang kelak dianggap menghambat kemajuan petani kecil di bidang perkebunan yang kemudian harus dihapus. Petani harus dikembalikan menjadi bebas.
Setelah berakhirnya masa liberal yang resminya pada tahun 1900, mulailah pada abad ke-20 apa yang kita kenal dengan politik etik. Politik ini diterima oleh pemerintah Belanda setelah melalui perjuangan keras oleh para pendukungnya seperti Multatuli karena eksploitasi Indonesia rupanya telah dianggap cukup jauh. Inilah permulaan dari program- program pemerataan yang terkenal dengan program yaitu edukasi, irigasi dan emigrasi. Selama 45 tahun berikutnya, penduduk Jawa telah menjadi semakin banyak, pemilikan tanah petani menjadi semakin kecil, dan kemiskinan di pedesaan semakin menghimpit. Sampai akhirnya Indonesia memproklamasikan kemerdekaan dan  memutuskan melepaskan diri dari penjajahan dan segala ikatan Be;landa pada Agustus 1945.

3.      Petani Indonesia Sesudah Kemerdekaan
Tidak ada keraguan bahwa dewasa ini petani Indonesia menyadari, mereka bukan lagi kuli, yang berarti pemilik tanah dengan segala kewajiban dan bebannya. Pada permulaan, perubahan status petani ini tidak begitu kelihatan dan petani tidak menyadari benar hakikatnya dan bagaimana memanfaatkannya.
Sesudah kemerdekaan, pajak kepala (capitation atau head tax) menurut mereka paling logis untuk segera dihapuskan. Pajak kepala ini dihapuskan pada tahun 1964, diikuti oleh penggantian pajak tanah dengan pajak pendapatan pada tahun 1951, dan perubahan hak menggunakan tanah (hak anggaduh) dengan hak milik (hak andarbe).
Tanpa disadari, pada masa kemerdekaan masih dapat terjadi peristiwa pemaksaan dalam praktek- praktek bertani. Namun, di kemudaian hari betapa masih banyak aspek sosiologi dan psikologi petani yang masih perlu kita dalami untuk mensukseskan program- program pertanian Indonesia. Memang cara dan gaya hidup petani kita adalah amat sederhana. Namun, karena kesederhanaannya itulah kadang- kadang kita agak meremehkan berbagai faktor yang ada di belakangnya.
Hingga tahun 2016, perta


C.    Sub Sektor Pertanian di Indonesia pada tahun 2016.
1.      Sub Sektor Tanaman Pangan
  Subsektor tanaman pangan sering juga disebut sebagai subsektor pertanian rakyat. Hal ini karena biasanya rakyatlah yang mengusahakan sektor tanaman pangan, bukan perusahaan atau pemerintah. Sektor ini mencakup komoditas-komoditas bahan makanan seperti: padi, jagung, ketela pohon, kacang tanah, kedelai, serta sayur dan buah-buahan.
    Sub sektor tanaman pangan sebagai bagian dari sektor pertanian memiliki peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan pangan, pembangunan wilayah, pengentasan kemiskinan, penyerapan tenaga kerja dan penerimaan devisa, serta menjadi penarik bagi pertumbuhan industri hulu dan pendorong pertumbuhan untuk industri hilir yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Peranan tanaman pangan telah terbukti secara empiris, baik dikala kondisi ekonomi normal maupun saat menghadapi krisis.
   Pertanian tanaman pangan sangat relevan untuk dijadikan sebagai pilar ekonomi di daerah, mengingat sumber daya ekonomi yang dimiliki setiap daerah yang siap didayagunakan untuk membangun ekonomi daerah adalah sumber daya pertanian tanaman pangan, seperti sumber daya alam (lahan, air, keragaman hayati, agro-klimat). Subsektor tanaman pangan memegang peranan penting sebagai pemasok kebutuhan konsumsi penduduk, khusus di Indonesia tanaman pangan juga berkedudukan strategis dalam memelihara stabilitas ekonomi nasional. Oleh karena itu, subsektor tanaman pangan mendapat perhatian lebih dari pemerintah.
a.        Produksi
Subsektor tanaman pangan merupakan penyumbang terbesar nilai tambah sektor pertanian. Tahun 2016, berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian adalah:
No
Komoditi
Jumlah Produksi
Luas Panen
1
Padi
79.358.000 ton
15.157.000 ha
2
Jagung
23.578.000 ton
4.444.000 ha
3
Kedelai
675.000 ton
446.000 ha
4
Kacang tanah
510.000 ton
393.000 ha
5
Kacang Hijau
190.000 ton
162.000 ha
6
Ubi Kayu
20.400.000 ton
840.000 ha
7
Ubi Jalar
2.136.000 ton
122.000 ha

Produksi tanaman pangan dapat ditingkatkan melalui perluasan areal (ekstensifikasi) dan peningkatan produktivitas (intensifikasi). Tersedianya lahan yang lebih luas dan teknologi produksi yang mampu menaikan produktivitas tidak dengan sendirinya akan mendorong petani untuk lebih giat menanam, kecuali jika terdapat rangsangan ekonomi yang dapat berupa harga sarana produksi yang terjangkau, kemudahan mendapatkan sarana produksi, harga jual, serta teknologi dan sarana penanganan pascapanen yang mampu menjaga keawetan produk. Tanpa hal ini areal yang luas dan teknologi tidak akan berguna. Petani tidak bisa dipaksa untuk memenuhi target kita karena mereka juga mamiliki kepentingan sendiri.
b.        Konsumsi
Dalam perkembangannya, kebutuhan masyarakat akan tanaman pangan ini terutama konsumsi beras sebagai sumber kalori cendeerung menurun dalam periode 2008 – 2013. Data yang dikeluarkan oleh Kementan, dalam periode tersebut mengalami rata-rata penurunan pertumbuhan 1,62%.

2.      Sub Sektor Hortikultura
Sub sektor hortikultura meliputi buah-buahan, tanaman sayur, tanaman bunga dan tanaman obat. Pada sub sektor ini, merupakan sektor yang vital bagi kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia. Pada produk-produk sayuran bahkan menjadi komoditi yang bernilai tinggi seperti bawang merah dan cabe, yang sering mengalami fluktuatif harga dengan range yang besar. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor seperti teknologi yang digunakan masih konvensional sehingga masa panen tidak merata dan masih mengandalkan musim panen. Tentu hal ini akan menyebabkan harga murah ketika musim panen dan akan melambung tinggi, jika pada musim tanam.
Berikut data produksi yang dikeluarkan Kementerian Pertanian pada tahun 2016.
No
Komoditi
Jumlah Produksi
Luas Panen
1
Bawang merah
1.446.860.000 ton
149.635.000 ha
2
Bawang putih
21.150.000 ton
2.407.000 ha
3
Cabe besar
1.045.182.000 ton
123.404.000 ha
4
Cabe rawit
915.988.000 ton
136.818.000 ha
5
Kentang
1.213.0.8.000 ton
66.450 ha
6
Kubis
1.513.315.000 ton
71.934.000 ha
7
Tomat
883.233.000 ton
57.688.000 ha

3.      Sub Sektor Perkebunan
Subsektor perkebunan merupakan salah satu subsektor yang mengalami pertumbuhan paling konsisten, baik ditinjau dari areal maupun produksi. Secara keseluruhan, areal perkebunan menurun 2,2% per tahun pada periode tahun 2011-2015. Dari beberapa komoditas perkebunan yang penting di Indonesia, kelapa sawit, cengkeh, jambu mete dan tembakau tumbuh lebih pesat dibandingkan dengan tanaman perkebunan lainnya dengan laju pertumbuhan diatas 5% per tahun. Pertumbuhan yang pesat dari keempat komoditas tersebut pada umumnya berkaitan dengan tingkat keuntungan pengusahaan komoditas tersebut relatif lebih baik dan juga kebijakan pemerintah untuk mendorong perluasan areal komoditas tersebut.




Berikut data yang dikeluarkan Kementerian Pertanian, tahun 2015
           Uraian/Items

Tahun/Year


Pertumbuhan/
Growth
2014 over 2013 (%)
2012
2013
2014
2015*)
Luas Areal/Area (Ha)
Karet/Rubber 1 )
Kelapa/Coconut
Kelapa Sawit/Oil Palm 1 )
Kopi/Coffee
Teh/Tea
Lada/Pepper
Cengkeh/Clove
Kakao/Cocoa 1 )
Jambu Mete/Cashewnut
Tebu/Sugar Cane
Tembakau/Tobacco
Kapas/Cotton


Produksi/Production (Ton)
Karet/Rubber 1 )
Kelapa/Coconut
Kelapa Sawit/Oil Palm 1 )
Kopi/Coffee
Teh/Tea
Lada/Pepper
Cengkeh/Clove
Kakao/Cocoa 1 )
Jambu Mete/Cashewnut
Tebu/Sugar Cane
Tembakau/Tobacco
Kapas/Cotton

3.506.201 3.781.649 9.572.715
1.235.289 122.206
177.787
493.888
1.774.463 575.920
451.255
270.290 9.565




3.012.254
3.189.897
26.015.518 691.163
145.575
87.841
99.890
         740.513
116.915
2.591.681
260.818
2.948

3.555.946
3.654.478
10.465.020
1.241.836 122.035
171.280
501.378
1.740.612 554.510
469.227
192.809 8.738




3.237.433
3.051.585
27.782.004 675.881
145.460
90.920 109.694
720.862
116.093
2.551.026
164.448
1.871

3.606.245
3.609.812
10.754.801
1.230.495 118.899
162.751
510.174
1.727.437 531.154
477.122
215.865 3.670




3.153.186
3.005.916
29.278.189 644.592
154.369
87.447 122.134
728.414
131.302
2.579.173
198.301 761

3.621.587
3.571.376
11.300.370
1.233.227 118.441
163.316
512.880
1.724.092 527.681
461.732
218.738 7.630




3.108.260
2.960.851
31.284.306 665.256
154.598
88.296
123.277
661.243
123.564
2.623.931
202.322
1.712

1,41
-1,22
2,77 -0,91
-2,57
-4,98
1,75 -0,76
-4,21
1,68
11,96
-58,00




-2,60
-1,50
5,39
-4,63
6,12
-3,82
11,34
1,05
13,10
1,10
20,59
-59,31

4.      Sub Sektor Peternakan
Indonesia adalah negeri kepulauan yg teramat pas buat dijadikan sentra usaha peternakan. Luas daratan Indonesia yg mencapai jutaan km2 teramat memberi dukungan gerakan peternakan yg notabene membutuhkan lahan yg luas. Posisi Indonesia yg ada di daerah trofis pula amat sangat memberi dukungan kegiatan bisnis peternakan. Posisi geografis ini mengijinkan wilayah Indonesia utk disinari matahari & dijatuhi hujan sepanjang th. Faktor ini menciptakan keperluan buat beragam aktivitas business peternakan seperti air & pakan hijauan dapat didapatkan bersama gampang di Indonesia.
Keadaan alam yg teramat baik ini pula didukung dgn jumlah warga Indonesia yg amat sangat gede. Sampai thn 2010, jumlah masyarakat di Indonesia mencapai 230-an juta jiwa. Angka ini pastinya yakni angka yg lumayan akbar utk suatu negeri berkembang. Jumlah masyarakat Indonesia yg amat gede ini telah bisa dijamin bakal membutuhkan pangan dari hasil peternakan. Bakal dibayangkan bersama jumlah warga Indonesia yg mencapai 230-an juta jiwa ini, berapa besarkah jumlah pasokan pangan dari hasil peternakan yg mesti disediakan.
            Berikut data yang dikeluarkan Kementerian Peratanian Tahun 2016
No
Jenis
Populasi
(000 ekor)
Produksi Daging
(000 ton)
Produksi Telur
(000 ton)
Produksi Susu
(000 ton)
1
Sapi Perah
533,86
-
-
852,95
2
Sapi potong
16.092,56
506,66
-
-
3
Kerbau
1.386,28
36,99
-
-
4
Kambing
19.608,18
66,75
-
-
5
Domba
18.065,55
48,07
-
-
6
Babi
8.114,49
342,35
-
-
7
Kuda
437,57
2,19
-
-
8
Ayam buras
298.672,98
315,54
196,14
-
9
Ayam ras petelur
162.051,26
105,74
1.428,20
-
10
Ayam ras pedaging
1.592.669,4
1.689,58
-
-
11
Itik
47.359,72
36,35
290,11
-
           







BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Pertanian yang dimaksud dalam konsep pendapatan nasional adalah pertanian dalam arti luas.Di Indonesia, ada 5 subsektor pertanian yaitu sektor tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan.
Sub sektor pertanian berdasarkan pengelompokkan di Kementerian pertanian adalah:
1.      Sub sektor tanaman pangan
2.      Sub sektor hortikultur
3.      Sub sektor perkebunan
4.      Sub sektor peternakan
Peran sektor pertanian dalam perekonomian yang paling utama adalah pertanian sebagai mata pencaharian yang mampu menyerap banyak tenaga kerja.
Faktor-faktor yang menyebabkan pemerintah Indonesia harus mengimpor beras dan hasi pertanian lainnya diantaranya yaitu akibat meningkatnya jumlah penduduk yang tidak terkendali,meskipun sudah ada program Keluarga Berencana dari pemerintah, namun tetap saja kenaikan jumlah penduduk ini cukup tinggi. Dengan banyaknya penduduk, maka makanan pokok yang dibutuhkan juga begitu banyak, sehingga hasil pertanian dalam negeri tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan penduduknya.
Selain itu faktor cuaca juga menentukan seberapa banyak hasil panen dalam bertani. Cuaca yang tidak menentu, seperti pergeseran musim hujan dan musim kemarau menyebabkan petani kesulitan dalam menetapkan waktu yang tepat untuk mengawali masa tanam, dengan benih beserta pupuk yang digunakan sehingga tanaman yang ditanam mengalami pertumbuhan yang tidak wajar dan mengakibatkan gagal panen. Peristiwa ini sering terjadi di hampir setiap daerah di Indonesia dan membuat petani yang miskin semakin miskin karena kegagalan panen tersebut. Diharapkan pemerintah juga memperhatikan nasib para petani yang sama memprihatinkannya dengan kondisi pertaniannya. Semestinya adanya penyuluhan dan pembekalan pengetahuan tentang pertanian kepada petani itu perlu dilakukan. Seperti bagaimana cara bertanam yang bersahabat dengan alam dan menggunakan teknologi sehingga bertani memberikan banyak keuntungan dibandingkan dengan kerugiannya, namun teknologinya pun yang tidak membahayakan alam. Dan itu berlaku untuk kita semuanya, yaitu mengambil keuntungan tanpa merusak alam. Sehingga adanya keserasian dan keseimbangan alam pun terjaga, dan kita bisa hidup sejahtera. Dan juga memberikan jaminan hidup petani, dimana petani dapat memelihara alat pertaniannya dan dalam bertani pun dapat dilakukan denngan lancar.